Kenangan Mengusik Jiwa (A. Ramlie)
Walaupun jauh beribu batu,
Namun hatiku tetap padamu,
Senyuman mesra bingkisan rindu,
Dalam kenangan utuh selalu
Duhai sayang cintaku sejati,
Kenangan mesra lalu mengusik hati,
Indah nian mesra yang tercipta,
Kenangan mesra mengusik jiwa
Biar bertahun dalam kembara,
Paduan jiwa cinta bertakhta,
Damai setia lukis di dada,
Menanti cita sinar bahgia
Pilu (D’lloyd)
Pilu rasa hatiku,
Karena kau pergi jauh,
Rindu aku setiap hari,
Ke mana aku mencari
Oh duhai kesuma,
Kini kau jauh di mata,
Hati rasa berduka,
Selama kita berpisah
Tiada tempat bermanja,
Merana setiap masa,
Termenung mata berlinang,
Merintih pagi dan petang
Kesah & Tauladan (A. Halim)
Semenjak kita berpandangan,
Mata bertemu menggoda kalbu,
Hingga menjadi satu impian,
Bergelora satu harapan
Puas sudah ku renungi,
Wajahmu manis umpama dewi,
Kian membara di hatiku,
Sama jua di hatimu
Sedikit tidak aku merasa,
Bahwa dirimu insane biasa,
Tak sempurna dan berharta,
Ingin memetik wahai mu bunga
Aku berserah pada Tuhan,
Agar diriku kau lupakan,
Memang sudah jadi suratan,
Kesah yang lalu jadi tauladan
Pujaan Hatiku (Salim I) Duhai pujaan hatiku, Dengarkanlah alunan laguku, Ku nyanyikan lagu untukmu, Ingin ku berpesan padamu Janganlah kau ulangi lagi, Tingkahlaku yang tak ku ingini, Jaga dirimu berhati-hati, Agar tercapai citamu di hati Bukannya aku tidak tahu, Segala yang telah berlaku, Hanya ku pendamkan di hati, Akhirnya engkau menyerah diri Akhirnya kau kembali padaku, Ku terima dengan senang hati, Walaupun kau berdosa padaku, Kerna kau sorang pujaan hatiku Kaparinyo (Siti Nurhaliza) Orang berinai berhitam kuku, Mandi dijirus si air mawar,
Jikalau sampai hasrat hatiku,
Racun ku minum jadi penawar
Belum tersirat dalam hikayat,
Ayam keluar mencari musang,
Belum tersurat di dalam adat,
Bunga keluar mencari kumbang
Hajat nak beli dulang bertepi,
Barulah molek untuk hidangan, Hajat nak cari yang sama sehati,
Barulah molek makan sepinggan
Sungguhlah harum si bunga tanjung,
Hati nak petik si bunga mawar,
Rindu dan dendam tidak tertanggung,
Budi setitik jadi penawar
Sungguh melati senang dipetik,
Harumnya masyhur seluruh alam,
Sungguh pun budi hanya setitik,
Langit dan bumi ada di dalam
|
Kenang Daku Dalam Doamu... Budi Setahun Segunung Intan... Bibir Mesra Jiwa Parah... Kerana Budi Jasad Tertawan... Umpan Jinak Di Air Tenang... Sejambak Budi Setangkai Hati... Kasih Berbunga Sepanjang Musim... Sedangkan Lidah Lagi Tergigit... Malam Ini Kita Berpisah...
Lagu 60-an
Subscribe to:
Posts (Atom)
No comments:
Post a Comment